Dalam studi mereka tahun 2024, beberapa faktor risiko yang diidentifikasi mungkin tampak jelas. Minum alkohol dan merokok, misalnya, diketahui buruk bagi kesehatan secara umum, dan mengalami cedera otak merupakan risiko langsung untuk demensia di kemudian hari
Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye kesehatan masyarakat dan pendidikan di sekolah, serta didanai melalui pajak atas zat-zat yang berdampak negatif terhadap kesehatan otak, seperti alkohol atau rokok.
Tim juga perlu melakukan identifikasi faktor baru yang muncul memerlukan studi lebih lanjut, termasuk makanan ultra-olahan, penggunaan narkoba, waktu di depan layar, stres, dan paparan mikroplastik.
"Mungkinkah akar penyebab demensia bermula sejak masa kanak-kanak atau bayi? Bukti yang semakin banyak menunjukkan ya, dan paparan faktor risiko pada dekade pertama kehidupan (atau bahkan saat masih dalam kandungan) dapat memiliki implikasi seumur hidup terhadap risiko demensia," jelas tim tersebut dalam sebuah artikel di The Conversation.